Konstelasi Unik Sebaran Agama di Dunia, Eropa Muslim Meningkat Afrika Kristen Naik Daun, Asia?

KANALSUMATERA.com - JAKARTA— Mayoritas penduduk Eropa ke depannya diprediksi adalah dari kalangan Muslim. Pendapat itu mayoritas berkembang di kalangan penduduk di Eropa dan Amerika Utara. Mereka meyakini Agama Kristen akan mengalami kemunduran.
Pernyataan tersebut dibuktikan dengan data antara tahun 1950 dan 2015. Menurut angka sensus yang dikumpulkan World Religion Database, sebagaimana dikutip dari Republika, bagian populasi dunia yang beragama Islam meningkat dari 13,6 persen menjadi 24 persen. Selama periode yang sama, populasi Kristen turun dari 35 persen menjadi 33 persen.
Angka tersebut kenyataannya tidak berlaku jika diterapkan untuk setiap wilayah atau negara. Contoh, agama kristen telah tumbuh perlahan sejak 1950 karena pada tahun itu ia terkonsentrasi di dua wilayah, seperti Eropa yang padat. Sebaliknya Afrika yang tumbuh cepat tetapi penduduknya masih kecil.
Menariknya, umat Kristen berjumlah kurang dari tiga persen di Asia pada 1950 dan meningkat hingga sembilan persen di pada 2015. Walau di Asia agama kristen berkembang, kenyataanya tidak menjadikan bayi yang lahir dari orang tua Kristen akan menganut agama yang sama.
Sedangkan Islam terus tumbuh dengan cepat sejak 1950 hingga sekarang karena terkonsentrasi di wilayah padat penduduk selama 65 tahun ke depan, terutama di Asia.
Uniknya, pada 1950 muslim mewakili 36 persen populasi Afrika dan meningkat pada 2015 menjadi 41,8 persen. Sedangkan pada waktu yang sama umat Kristen hanya 21 persen dari populasi pada 1950, tetapi pada 2015 angka ini telah meningkat menjadi 48,5 persen. Penyebab meningkatnya unat Kristen di Afrika adalah semakin berkembangnya gereja evangelis dan pantekosta di seluruh benua. Mulai dari Abidjan hingga Zanzibar.
Secara historis, perkembangan agama terus bersaing dengan tiga cara, pertama perang dan penaklukan, kedua persaingan demografis, dan ketiga pendekatan persuasif. Perang dan penaklukan merupakan upaya pertama dari persaingan agama sepanjang sejarah sampai abad ke sembilan belas. Sementara persaingan demografis sangat penting untuk sebagian besar pada abad ke-20.
Terlepas dari pergolakan di Timur Tengah saat ini, perang dan penaklukan telah turun drastis dalam beberapa dekade terakhir. Dan persaingan demografis akan mulai menurun karena perempuan di dunia secara bertahap hanya ingin memiliki lebih sedikit anak. ***